Posted in Buletin Studia Tahun kedua by abu fikri on the April 16th, 2007
Kayaknya kamu udah pada kenal dan apal betul dengan �makhluk’ yang satu ini. Malah nama-nama bintangnya bisa jadi udah pada hapal di luar kepala; Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces. Urusan zodiak (rasi bintang) ini boleh jadi malah merupakan bagian dari rutinitas dalam kehidupan kamu. Ya, ibarat sistem lah, berarti bila kamu kelewatan sekali aja nggak baca ramalan zodiak di majalah kesayangan kamu, pasti merasa ada sesuatu yang kurang atau hilang dalam dirimu. Bener nggak? Hih, kayak apa aja ya?
Emang, ada temen remaja yang bilang bahwa keberadaan rubrik zodiak di majalah bisa menjadi alternatif bacaan, terutama pas lagi bete. Dengan alasan sekadar iseng aja. Tapi ya, namanya juga ramalan, bisa bener, bisa juga kacau. Karena bisa jadi pembuatnya pun ngarang alias asal aja. Meski demikian, anehnya bagi beberapa temen, �kibulan’ itu suka dipercayai, lho. Coba aja liat, banyak temen remaja yang demen banget dengan ramalan ini. Buktinya, di majalah remaja pasti ada aja rubrik zodiaknya. Karena katanya nggak seru dong bila nggak ada rubrik ramalan ini. Sudah barang tentu, ramalannya pun berkaitan dengan seputar sisi-sisi kehidupan ABG; bisa asmara, kesehatan, doku (baca: keuangan), karir apa yang cocok dijalani, juga gambaran secara umum �nasib’ orang yang lahir dengan bintang tertentu selama seminggu ke depan.
Coba, gimana nggak seru, kita bisa mengetahui perkiraan nasib kita selama seminggu ke depan. Bagi yang percaya bisa jaga-jaga apa yang bakal dilakukan bila kondisinya seperti itu. Makanya nggak heran bagi remaja yang lagi bete, ramalan zodiak ini bisa menjadi bacaan penghibur sekaligus harapan. Tapi tunggu dulu, itu juga bisa membikin kita jadi pemimpi, lho. Kok bisa? Ya, kamu perhatiin deh, temen kamu ada yang langsung percaya aja dengan apa yang ditulis di ramalan zodiak. Maka nggak heran bila tiba-tiba ngedapetin temen kamu wajahnya sumringah banget pas udah baca zodiak, karena kebetulan pas bagian zodiak doi ramalannya bikin enak ati. Tapi sebaliknya, bila ramalannya malah bikin bete, wajahnya bisa �dilipat’ hingga nggak karuan-karuan bentuknya. Padahal kan belum tentu kejadiannya seperti itu.
Emang, siapapun pasti seneng dong kalo dikasih kabar gembira. Apalagi bila itu menyangkut soal asmara, keuangan, dan kesehatan. Wuih, kayaknya tenang banget hidup ini. Padahal nggak semua yang ditulis itu masuk akal, kadang malah main nyocok-nyocokin aja. Karena emang nggak ada standarnya. Selain itu, karena nasib manusia emang nggak bisa diramal oleh manusia itu sendiri. Itu sebabnya persoalan ini termasuk ke dalam �wilayah’ ghaib, alias kita nggak bakalan tahu. Suer, karena sampai kapan pun Allah swt. nggak bakalan ngasih “bocoran� kepada kita tentang umur, rizki, jodoh, bahagia or sedih. Allah Swt. nggak bakalan �ngebisikin’ kepada kita bahwa umur kita sekian tahun, terus usaha kita bakal bangkrut atau tidak, asmara bakal bikin kita kecewa atau malah bahagia, lalu kesehatan memburuk atau nggak, terus jodohnya dengan si anu, dan persoalan lainnya. Semua itu kita nggak akan mengetahuinya, paling yang mampu dilakukan manusia adalah menerka-nerka. Tapi ya, namanya juga menerka alias menebak, pasti unsur gambling-nya (untung-untungannya) tinggi banget. Boleh jadi malah kepleset dan salah ngasih ramalan. Misalnya aja, si pembuat zodiak itu menjelaskan bahwa karir kamu nanti yang cocok adalah di bagian ADM (maksudnya administrasi), kamu kan seneng tuh. Mungkin udah sampe nyiapin selametan segala. Nah, tapi pada kenyataannya kok lain. Emang kerja sebagai ADM juga sih, tapi ini malah singkatan dari Angkat, Dorong, Manggul (ih, kejam amat ya?)
Iseng atau emang butuh?
Soal zodiak ini, kayaknya batas antara iseng dengan butuh jadi tipis deh. Kenapa? Soalnya, meski sebagian besar teman kamu bilang bahwa membaca ramalan zodiak itu sekadar iseng, tapi kok sering percaya dan main nyocok-nyocokin aja dengan apa yang ditulis di situ. Suer, kan jadi aneh ya? Bilangnya iseng tapi sering dipercaya. Kalo begitu berarti butuh dong? Bisa jadi. Nah, maka di sini kita kudu hati-hati. Pokoknya jangan mudah tergoda deh. Emang sih, siapa yang nggak heboh kalo tahu sebelumnya tentang masa depan kehidupan kita lewat ramalan. Kita jadi bisa siap-siap ngadepinnya. Nggak usah bingung, gitu lho. Tapi benarkah? Jangan-jangan cuma menghibur hati kamu yang lagi bete aja tuh. Iya nggak?
Bagi sebagian teman remaja yang sulit membedakan antara iseng dengan butuh, itu bisa disebabkan karena doi seringkali menemukan bahwa ramalan tersebut ada benarnya. Padahal itu kan cuma kebetulan aja alias nggak pasti. Karena kalo pasti, berarti setiap apa yang disebutkan bakal terjadi, bukan cuma nebak-nebak aja. Ya, kayak main lotre lah, kita nebak keberuntungan kita. Siapa tahu dapat hadiah yang lebih gede nilainya. Jadi emang untung-untungan sebenarnya. Makanya, sebetulnya bukan iseng, tapi malah sudah mengarah kepada kebutuhan hidup dan dijadikan pegangan hidup. Kalo udah begitu, wah alamat kita bakal kecanduan dengan kibulan para pembuat ramalan itu.
Melihat fakta bahwa masyarakat banyak yang membutuhkan, akhirnya ada yang nekat membuka usaha ramalan itu (selain rubrik zodiak di majalah, lho). Bahkan kemasan jualannya menarik juga. Malah profesional, lho. Coba aja perhatiin, sekarang di televisi aja ada iklan yang berkaitan dengan ramalan nasib kita yang dilihat dari kapan kita lahir; tangal berapa, bulan apa, lalu dicocokin dengan nama bintangnya. Setelah itu si peramal seolah-olah bikin kita-kita meyakininya. Karena selanjutnya doi ngoceh ngomongin soal karir kita, soal asmara, kesehatan, sampai keuangan. Pokoknya hal-hal yang berkaitan dengan hajat hidup kita di dunia ini. Coba, siapa yang nggak tertarik?
Malah tak jarang untuk mendapatkan peruntungan nasibnya di masa depan, banyak remaja yang rela merogoh sakunya dalam-dalam untuk menebus ramalan itu. Harganya? Wow, kalo yang di telepon tarif premium bisa gila-gilaan mahalnya. Gimana nggak, bandrolnya aja ada yang sampai tiga rebu perak per menit. Bayangkan kalo kamu nelponnya keasyikan–setengah jam misalkan. Wah, berapa tuh uang yang bakal kamu keluarkan. Ih, tekor juga ya. Padahal itu belum tentu, lho. Udah tekor, kamu bisa terjerumus ke dalam kemusyrikan lagi. Tahu kan musyrik? Itu lho, membuat tandingan selain Allah untuk disembah dan dijadikan tempat meminta pertolongan. Karena kalo kita percaya banget sama omongan â€?dukun’ itu, berarti kita telah â€?menduakan’ Allah Swt. Karuan saja ini terkategori sebagai dosa besar. Allah akan murka kepada hamba-Nya yang begitu. Ya, kita aja suka cemburu kalo ada temen kita yang nyuekkin kita. Terus parahnya, temen kita malah berbaik-baik dengan temen lain. Kan gondok juga ya? Apalagi sampe bener-bener melupakan kita. Wah, itu sih urusannya bikin gerah ubun-ubun kita. Bisa jadi kita kesel seumur-umur, dan menyimpan dendam yang mengkarat (ciiieee, kayak di cerpen aja ya?) Pokoknya, gondok abis deh.
Jadi mulai sekarang kamu kudu hati-hati dan harus bisa membedakan antara iseng dengan butuh. Tapi ya, meski cuma iseng buat apa? kamu lakukan juga. Karena khawatir nanti keterusan percaya, akhirnya jadi butuh juga deh. Bikin berabe aja ya?
Jangan percaya dukun
Dalam masyarakat sunda terkenal pepatah yang berkaitan dengan dukun. Bunyinya: “Dukun lintuh panyakit matuh,�? artinya, dukun gemuk, sementara penyakit tetap bercokol. Dengan kata lain, dukun itu cuma makan duitnya doang, sementara usaha untuk menghilangkan penyakit nggak ada hasilnya. Ini untuk menggambarkan bahwa dukun cuma ngibul doang. Kalo pun suatu saat tebakannya benar, itu cuma kebetulan aja, Brur. Contohnya aja dulu banyak orang keblinger untuk mendapatkan nomor kode buntut, pas rame-ramenya judi terselebung (PORKAS dan SDSB). Nah, yang kebanjiran order adalah para dukun untuk dimintai �fatwanya’. Nomor berapakah yang bakal muncul. Anehnya banyak yang percaya tuh. Bener-bener jaman edan. Kalo emang dukun itu tahu, udah aja dia masang sendiri, nggak usah ngasih bocoran ke orang lain. Ini membuktikan bahwa emang dukun itu juga nggak tahu apa-apa, dan emang tukang kibul.
Nah, kalo sikap kita kepada ramalan zodiak seperti itu juga, berarti kita pun nggak ada bedanya dengan orang-orang yang telah lebih dulu percaya sama dukun alias tukang ramal. Pokoknya nggak usah melibatkan dirimu dalam kancah ramal-meramal; kamu nggak boleh percaya bualan mereka yang membuat ramalan di zodiak atau malah mendatangi dukun secara langsung. Hih, amit-amit deh. Terus terang, bahwa manusia—siapa pun ia—nggak tahu dan nggak bakal dikasih tahu sama Allah tentang masa depan kehidupan dunianya; rizki, bahagia, sengsara, jodoh, usaha, dan juga kematian. Nggak ada yang tahu kecuali Allah. Kenapa? Karena? masalah ini termasuk ke dalam �wilayah’ ghaib. Firman Allah Swt.:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) “? (QS. al-An’am [6]: 59)
Dalam ayat lain diterangkan bahwa Allah tidak akan memberi semacam �bocoran’ kepada manusia tentang masa depan kehidupannya, kecuali hanya kepada Rasul yang diridhoi-Nya. Firman Allah Swt.:
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. al-Jin [72]: 26-27)
Imam al-Qurthubi menyebutkan—ketika menafsirkan ayat tersebut—bahwa ramalan bintang tak ada faedahnya sama sekali, dan tidak menunjukkan celaka atau bahagia (seseorang). Ramalan tersebut tiada lain adalah penentangan terhadap al-Quran yang agung. Sikap penentangan terhadap al-Quran ini berarti telah menghalalkan darah orang yang melakukan ramalan perbintangan itu.
Ali bin Abi Thalib pernah dilarang oleh seseorang untuk tidak bepergian dengan alasan bahwa bulan sedang pada posisi Scorpio. Dan itu akan mengakibatkan bencana bagi Ali r.a. dan para sahabatnya. Tapi sahabat Nabi ini tidak mempedulikan saran orang tersebut, kemudian beliau berkata: “Kami mendustakan dan menyalahi perkataanmu. Kami akan berangkat pada waktu yang kamu larang untuk berangkat.â€? Ali kemudian menghadapkan dirinya pada orang banyak dan berkata: “Wahai manusia, hindarkanlah diri kalian dari belajar ilmu perbintangan, kecuali apa yang dapat menunjuki kalian di kegelapan darat dan laut. Seorang peramal bintang (ahli nujum) tak lain adalah seperti tukang sihir, sedangkan tukang sihir adalah seperti orang kafir, dan orang kafir tempatnya di neraka….â€? (kitab Nahjul Balaghah juz I, hlm. 128).
Kalo pun mereka suka benar dengan tebakannya. Tetep aja nggak bisa dipercaya. “Dan dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah Saw. pernah ditanya oleh sekelompok manusia tentang masalah tukang tenung (sihir), maka jawabnya: ‘Mereka bukan apa-apa,’ mereka pun bertanya lagi: ‘Ya Rasulullah sesungguhnya mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang ternyata benar.’ Maka jawab Rasulullah saw: ‘Kalimat itu dari Allah yang dicuri oleh Jin lalu diulang-ulanginya ke telinga kekasihnya dengan dicampur 100 kedustaan.” (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim dalam kitab Terjemah Nailul Authar Juz VI, halaman 2686).
Ramalan zodiak ini kelihatanya kayak nggak bermasalah, karena kamu nggak mendatangi dukun yang emang tampangnya bikin serem dan misterius. Bisa jadi malah yang bikin zodiak itu tampangnya nggak amit-amit, tapi imut-imut. Terus nggak keliatan kumuh, tapi malah perlente. Terus kamu juga mungkin bisa beralasan bahwa toh hanya sekadar iseng dan main-main doang. Pokoknya cuma nyenengin ati yang lagi bete aja. Tapi inget lho, suatu saat itu bisa juga menyeret kamu untuk mempercayaianya. Kalo udah begitu, apa bedanya dengan yang percaya sama dukun dan tukang ramal lainnya. Jadi kudu hati-hati. Kalo pun boleh iseng atau main-main, ya jangan yang bisa merusak akidah. Berbahaya bin gaswat. Terus bagaimana Islam memandang para tukang sihir atau yang cuma â€?iseng’ jadi tukang ramal? Islam tentu aja bakal menjatuhkan sanksi. Soalnya, kalo cuma aturannya aja tanpa ada sanksi, ibarat ular tanpa bisa. Hukuman bagi yang benar-benar tukang sihir adalah hukuman mati, sebagaimana dalam sebuah hadits; “Hukuman terhadap tukang sihir itu dipenggal lehernya dengan pedang. (HR. Tirmidzi dan Daruqutni).
Nah, daripada kita terbuai oleh ramalan bintang yang emang cuma bualan dan bikin akidah Islam kita cacat, mendingan energi kamu disalurkan buat belajar tentang Islam. Islam sebagai akidah dan syariat. Itu berarti, selain kamu telah melaksanakan salah satu kewajiban–yakni mencari ilmu–kamu juga bisa lebih pandai dari orang yang nggak belajar. Walhasil, kita bakal tahu, mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang untuk dilakukan. Nah, mulai sekarang, tinggalin deh kebiasaan kamu percaya sama ramalan zodiak. Soalnya takut keterusan percaya. Bisa dosa lho. Dan, yang pasti emang itu nggak ada gunanya. Tinggalin deh!
(Buletin Studia – No.043/Tahun 2)
Sabtu, 18 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar