Posted in Buletin Studia Tahun kedua by abu fikri on the April 16th, 2007
Apa kabar ABG Girls? Kayaknya pertanyaan ini layak dilontarkan kepada temen-temen remaja putri. Bukan apa-apa, bulan ini anak cewek lagi disorot dan jadi bahan pembicaraan. Soalnya, bulan April ini terkenal dengan hari Kartini. Yang konon disebut-sebut sebagai bulannya kaum wanita untuk kembali ke jati dirinya.
Nah, bagaimana dengan ABG Girls? Aduh, tepaksa kita harus menyebut kalo mereka udah pada “majuâ€? duluan.? Tapi sayang, majunya malah dalam urusan yang gambreng alias nggak bener. Tenang, jangan keburu nepsong kalo dibilangin kayak gitu. Soalnya, ternyata kita harus mengakui–sambil prihatin tentunya–bahwa anak cewek sekarang lebih berani ketimbang anak laki dalam urusan buka-bukaan. Entah apakah itu wujud kesetaraan ataukah bentuk persaingan dengan anak laki. Tapi yang jelas, anak perempuan sekarang emang lebih liar dan tanpa malu bila tak berbusana. Yang penting? penampilan dan mengikuti gaya hidup modern. Perkara sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak, bukan urusan penting.
Soal penampilan emang menjadi sesuatu yang amat penting bagi kaum Hawa ini. Pamer perhiasan, busana, sampai “mengobralâ€? tubuh bukan perkara yang dianggap aneh lagi. Setiap hari mata kita disuguhi dengan pemandangan yang gimanaaa… gitu. Tapi anak cewek emang kudu paham juga. Soalnya penampilan busana atawa tubuhnya nggak selalu bisa menarik perhatian kaum Adam.
Malah acapkali orang melihatnya “isi�. Bukan cuma penampilan luar. Bisa dipahami emang, soalnya penampilan kamu yang bikin deg-degan orang yang liat belum tentu menarik juga dalam urusan diajak ngobrol. Biarpun tampangnya kece banget, ya mirip-mirip Jennifer Lopez misalnya. Tapi pas diajak ngobrol yang serius malah eror. Misalnya aja, diajak ngobrol soal politik yang banyak ditulis di koran, eh malah lebih seneng baca komik Shinchan. Pas bagian diajak ngomongin soal kenaikan harga BBM, eh, malah ribut dengan kenaikan harga busana dan kosmetik. Wah, kalo udah begitu, mendingan wassalam aja deh. Malu banget tentu, syukur-syukur nggak ditendang juga. Parahnya, emang penampilan anak cewek ini udah bikin gerah, Brur. Wah, apakah ini dampak dari longgarnya aturan terhadap anak cewek? Ataukah emang ide emansipasi wanita yang telah mengimbas mereka? Bisa jadi. Soalnya, bila melihat faktanya, ABG girls sekarang ini emang susah diatur. Dengan alasan ingin ngedapetin kebebasan yang sama seperti anak cowok. Kalo anak cowok bisa pulang malam, kenapa anak cewek nggak boleh. Bila perlu pulang pagi aja sekalian. Wuih, sadis banget ya?
Jadi, mumpung sekarang adalah bulannya anak perempuan, kita bakal ngajak kamu merenungkan kembali makna keberadaan kamu sebagai remaja putri Islam. Dan tentu bukan karena soal gender semata, tetapi lebih kepada posisi kamu sebagai seorang muslimah.
Mencari sosok sejati
Kalo sosok kamu seperti yang digambarkan di awal tulisan ini. Aduh, kamu layak untuk beristighfar. Bukan apa-apa, berarti emang ada yang eror dengan kepribadian kamu. Kalo bahasa kerennya, kamu terkena split personality. Coba gimana nggak rese, bila sosok kamu ternyata nggak ada bedanya ama kaum seleb yang emang rata-rata gambreng itu. Claire Dance, pasangan main Leonardo DiCaprio dalam Romeo and Juliet malah pro banget sama aktivitas seks pra-nikah. Alasannya?? “Saya kan remaja 90-an, saya tidak kolot,� jawabnya enteng. Saat ditanya apakah dia masih suci dengan enteng pula si Juliet menjawab, “Biarlah hanya Tuhan, mama, dan saya yang tahu hal itu.� (MRI Permata, edisi 16/IV/April 1997).
Waduh, kacau berat kepribadian kekasihnya Romeo ini. Bila kamu juga ngikutin beliau, berarti kamu sama gambrengnya. Kepribadian kamu udah rusak berat. Kalo mobil mah berarti kudu “turun mesin�. Dan kudu diganti dengan mesin baru yang lebih sip. Persoalannya, apakah kamu mau mengubah kebiasaan kamu yang udah mendarah-daging itu? Kalo bicara bisa, seharusnya emang bisa. Tapi ya, kalo kamunya ogah berubah maka sulit untuk bisa menjadi baik. Ini tergantung kemauan kamu. Firman Allah Swt.:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri�. (QS. ar-Ra’d [13]: 11)
Sisi lain dari sosok yang masih menjadi incaran remaja putri adalah bagaimana penampilannya yang ingin disebut macho. Ya, meski cewek tapi gayanya udah kayak anak laki aja. Malah ada anak cewek yang bisa mengalahkan anak laki dalam bersaing. Sosok The Warior Princes Xena menjadi idaman. Gimana nggak, gaya Xena yang “maskulin�, pandai main pedang, lihai dalam olah kanuragan, plus berani menantang maut. Bayangkan, kaum lelaki aja bisa dibikin spaneng dengan gaya Xena ini. Wuih, itu sih bener-bener anak cewek yang tomboy banget. Sosok seperti itu yang kamu inginkan? Waduh, jangan sampe deh. Itu bukan kepribadian yang benar dan baik.
Lalu seperti apa sosok remaja putri Islam itu? Kayaknya susah banget menemukannya ya? Ah, nggak juga. Kalo pun dibilang sulit, bukan berarti nggak bisa ditemukan. Emang kalo kita nyarinya yang sempurna, kayaknya nggak bakalan ada, soalnya manusia itu pasti punya sisi gelap dan sisi terang. Artinya, bahwa manusia itu nggak ada yang benar dan baik secara 100 persen. Mesti ada bolong-bolongnya. Dan kudu diingat juga bahwa sisi lainnya manusia juga nggak melulu berbuat salah. Secara bijaknya, manusia itu punya potensi untuk baik dan punya potensi untuk jahat. Firman Allah Swt.:
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,�. (QS. asy-Syams [91]: 8)
Meski demikian bukan berarti kamu punya alasan bahwa kamu boleh berbuat salah. Sori lha yauw. Soalnya ayat ini ingin menunjukkan bahwa dalam diri manusia emang tersimpan dua potensi yang seperti itu. Artinya, tetap kita dituntut untuk bisa menjadi orang-orang yang bertakwa. Bukan sebaliknya.
Sosok pribadi remaja putri yang islami sebetulnya nggak usah nyari jauh-jauh. Islam, sebagai sebuah agama yang sempurna? telah melahirkan pribadi-pribadi yang handal dan hebat. Bukan cuma untuk kalangan anak cowok, yang putri pun banyak sekali teladan yang bisa kita tiru. Sosok Asma binti Abu Bakar, salah satunya. Putri sahabat Rasulullah ini begitu tegas dan tegar dalam memegang ajaran Islam sampai akhir hayatnya. Belum lagi Asma binti Yazid yang sangat bangga dengan tugasnya sebagai seorang wanita untuk mengurus suami dan anak-anaknya. Beliau bahkan tak tergoda untuk bersaing dengan kaum lelaki dalam urusan yang memang bukan hak kaum wanita. Kalo pun ingin ada kesamaan Asma dan kaumnya, yakni keinginan bersaing dengan kaum lelaki dalam masalah ibadah. Dan itupun bukan karena alasan persaingan gender, lho.
Sosok istri Rasulullah, Ummul Mukminin Aisyah ra. juga layak menjadi panutan remaja putri dalam mencari sosok idealnya. Aisyah, bukan saja mulia karena posisinya sebagai istri Muhammad Rasulullah, tapi juga karena beliau terkenal cerdas dan memiliki kepribadian yang baik dalam memegang teguh ajaran Islam.
Inilah saudara-saudara, betapa Islam telah “mempermak� ummatnya dengan benar dan baik. Islam bisa menjadikan manusia yang awalnya berhati keras menjadi lunak dan rendah hati. Itulah sosok-sosok teladan bagi remaja putri Islam.
Persoalannya sekarang, bagaimana supaya kita bisa memiliki kepribadian Islam yang bagus dan tinggi seperti itu? Apakah cukup hanya dengan modal tampang dan penampilan luar? Nggak dong. Soalnya penampilan acapkali menipu. Bisa aja penampilan luarnya enak dipandang mata, tapi ternyata kelakuan aslinya naudzubillah. Tentu kita gondok juga kan dibuatnya. Awalnya bikin enak ati, selanjutnya bikin enek ati. Nggak lha yauw. Yang begituan sih malah bikin senewen kita-kita. Iya nggak?
Bukan sekadar penampilan
Bicara soal kepribadian, emang bukan sekadar yang bisa dilihat dari penampilan luarnya aja. “Isi� juga jadi ukuran. Dan yang pasti, penampilan itu “lahir� dari pola pikir dan pola sikapnya. Itu sebabnya, kamu yang berpendapat bahwa jilbab nggak wajib, maka pasti kamu nggak akan pake. Dan sebaliknya, bila tahu hal itu wajib, pasti akan pake. Apapun risikonya. Dengan demikian kepribadian itu emang cuma bisa diukur dari pola pikir dan pola sikapnya. Apakah pemikirannya udah oke apa belum. Perasaannya juga kudu nyambung dengan pemikirannya. Nggak boleh tulalit.
Aduh, kok kayaknya beraaat banget syaratnya ya? Kudu paham ini dan itu. Udah gitu, kudu mengontrol emosi kita juga. Berarti kudu sempurna dong? Ya, nggak juga. Ini adalah upaya kita untuk bisa menjadi benar. Mana ada sih orang yang cita-citanya ingin hidup amburadul. Pasti nggak ada. Sejahat-jahatnya orang, masih ada keinginan untuk baik.
Sosok pribadi yang seperti itu yang kudu kamu raih. Betapapun sulitnya menurut ukuran kamu dalam meraihnya. Tapi bukan berarti nggak bisa diupayakan. Iya nggak? Ini tantangan buat kamu, Non. Untuk menjadi baik emang perlu perjuangan dan pengorbanan.
Kalo diperhatiin, sebagian besar remaja putri Islam sekarang lebih memilih bergaya hidup yang bukan citarasa Islam. Dengan kata lain, mereka lebih “silau� dengan gaya hidup yang dilakukan oleh remaja Amrik dan Barat. Nggak berlebihan dong “tuduhan� ini, soalnya emang banyak banget temen remaja putri yang begitu. Ambil contoh dalam soal busana dan gaul dengan lawan jenis. Wuih, dalam kedua kasus ini—dan emang paling sering dan mudah untuk kita liat—masalahnya emang berat. Gimana nggak, soal busana aja remaja putri Islam lebih senang dengan busana yang bisa memamerkan bentuk tubuhnya. Tang-top, bikini, dan swimsuit menjadi busana “wajib� dalam kehidupan mereka. Aduh, kacau-balau dong?
Bagi yang masih ada sedikit rasa malu untuk memakai pakaian model begituan, paling-paling doi berkerudung tapi dipadu dengan celana jins. Dengan anggapan, sudah pake jilbab dan disebut islami dengan tanpa menghilangkan trend. Waduh, berarti kamu sendiri belum ngerti soal jilbab ya? Karena pengertian atau definisi jilbab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aja adalah: baju kurung yang longgar, dilengkapi dengan kerudung yang menutupi kepala, sebagian muka, dan dada. Nah, itu baru definisi dalam bahasa Indonesia, yakni bahasa yang udah akrab banget, tapi tetep aja nggak ngerti. Itu sebabnya, seorang muslim kudu gaul dengan Islam secara HMI alias Hangat, Mesra, dan Intim. Dalam kitab Nizhamul Ijtima’i, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menyebutkan bahwa pengertian jilbab itu adalah pakaian luar yang tebal, longgar, dan panjang sampai menutupi mata kaki. Bagian kepala, telinga, sampai dada ditutup dengan mengenakan kerudung (khim?¢r). Nah, itulah jilbab. Kalo kamu cuma make kerudung doang belum disebut memakai jilbab. Percuma dong? Ya, nggak juga. Cuma kamu belum sempurna memakai busana muslimah tersebut. Jadi pelajari Islam dengan benar, ya!
Kemudian dalam soal gaul dengan lawan jenis. Yang dalam “kamus gaul� remaja biasa disebut dengan pacaran. Nah, ini juga nggak keitung jumlah remaja yang punya “hobi� seperti ini. Aktivitas pacaran ini emang seperti udah mendarah-daging dalam kehidupan remaja. Artinya seperti sulit untuk diubah. Karena udah merasa aktivitas itu sebagai bagian dari kehidupannya.
Tapi bukan berarti aktivitas tersebut menjadi boleh dan wajar, lho. Meski banyak yang melakukan, nggak berarti itu sah alias legal. Nggak lha yauw. Soalnya, bener dan salah suatu perbuatan itu nggak diukur dari banyak atau sedikit yang melakukan, tapi apakah perbuatan tersebut sesuai dengan aturan Islam atau nggak. Walaupun banyak yang melakukan, tapi perbuatan itu nggak ngikutin aturan main dalam Islam, itu berarti salah besar.
Pacaran termasuk perbuatan yang dilarang dalam Islam. Yang melakukannya jelas berdosa. Semua orang udah tahu, gimana sih aktivitas baku syahwat itu. Dari sekadar jalan berdua sampai mojok. Wah, itu berbahaya, Brur. Pokoknya, kalo ada anak cowok suatu saat, di suatu tempat, bersama akhwat, berkhalwat, itu bisa gawat, sebab itu maksiat, yang jelas akan dilaknat oleh Allah Swt. Hih, naudzubillahi mindzalik. Jangan sampe deh!
Sadar diri
Sebagai remaja putri Islam, jelas kamu kudu menyadari posisi kamu sebagai seorang wanita. Bukan apa-apa, kamu bakal dewasa, mungkin punya rencana untuk berkeluarga. Kalo? kamu masih betah dengan gaya hidup kamu yang boleh dibilang amburadul, gimana anak dan cucu kita? Seperti kata pepatah, tegak dan robohnya suatu negara bergantung kepada para wanitanya. Bila wanitanya udah keropos kepribadiannya, kehancuran sebuah bangsa or negara tinggal menunggu waktu aja, Non.
Islam telah memposisikan wanita dalam tempat yang mulia, sehingga wanita betul-betul terhormat. Namun sayang, sebagian besar remaja putri Islam kini lebih memilih hidup “liar�, itu sebabnya kepribadiannya berantakan.
Non, tentu saja, sosok remaja putri dambaan Islam, bukanlah yang kuat seperti Xena, atau yang pandai berlenggak-lenggok di atas catwalk seperti Claudia Schieffer, atau sosok yang pandai berakting seperti Julia Roberts. Tapi yang didambakan Islam adalah sosok yang sholehah seperti Aisyah ra. Yang taat dalam memegang ajaran Islam.
(Buletin Studia – No.046/Tahun 2
Sabtu, 18 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar